Saturday, July 6, 2019
Di Mana Ada Kemauan Di Situ Kita Membangun Jalan
Apakah ada cita-cita atau keinginan kita yang belum terwujud? Kalau belum, kemungkinannya ada dua. Pertama Alloh SWT mempunyai rencana yang lebih indah; menggantikannya yang lebih baik. Kedua ternyata kita memang enggak pengen-pengen amat.
Sekarang coba kita periksa hal-hal apa yang sudah kita lakukan untuk mencapainya? Jangan-jangan memang kita belum melakukan apa-apa, baru sebatas ingin dan berdoa saja (walau pun berdoa adalah hal yang baik juga). Kalau baru segini upayanya, maka kita harus maklum kalau belum terjadi apa-apa. Makanya ada yang memberi saran ungkapan "di mana ada kemaun di situ ada jalan" direvisi menjadi "di mana ada kemauan di situ kita membangun jalan". Jadi jalannya harus kita adakan, bukan hanya maunya.
Mencapai cita-cita; mewujudkan keinginan membutuhkan pengorbanan. Bisa itu mengeluarkan uang, meluangkan waktu, memeras tenaga dan fikiran.
Di dalam pekerjaan ada tools namanya 4 DX, The 4th disciplines of execution. Ini ada karena untuk menjawab permasalahan lemahnya eksekusi dari strategi. Bagusnya sebuah strategi tidak berarti apa-apa kalau tidak dieksekusi. Diciptakannya tools ini berarti banyak yang bermasalah dengan eksekusinya. Kabar gembiranya adalah ternyata kita tidak sendirian dalam masalah ini hehehe.
Kalau strategi dianggap sama dengan cita-cita atau keinginan, maka pendekatan tools 4DX bisa kita gunakan untuk mencapai cita-cita atau keinginan pribadi kita.
Di dalam 4DX ada empat bagian. Pertama tentukan Wildly Important Goal (WIG)-nya. Apa goal utamanya; cita-cita besar; keinginannya. Yang kedua tentukan lead measure-nya. Lead measure adalah tindakan yang bisa mengungkit/mencapai WIG-nya. Misal untuk WIG lulus Ujian Nasional, latihan soal sebanyak 50 buah Setiap hari. Untuk mencapai penjualan 100 juta, menghubungi 10 pelanggan baru Setiap hari. Untuk membuat novel, menulis minimal 200 kata setiap hari. Ketiga buat papan score board-nya. Papan score board ini untuk mengetahui progress pencapaian kita. Keempat melakukan WIG session. WIG session semacam menelaah dengan melihat score board di waktu dan tempat yang sama setiap pekan. Dari sini kita bisa menelaah sejauh mana pencapainnya. Sesuai dengan rencana atau tidak. Kalau ada yang sesuai, maka dilakukan inisiatif untuk mencapainya. Misal, dalam membuat novel jumlah tulisannya masih kurang karena ada kurangnya pengetahuan kita tentang lokasi jalannya cerita. Kita membuat inisiatif untuk mempelajarinya lokasi yang menjadi latar belakangnya.
Setelah bulan puasa ini saya punya keinginan ingin menambah hapalan bacaan Al-Quran. Jadi kalau sholat enggak mengandalkan kulhu sama kulya. Saya ralat sejujurnya bukan nambah tetapi mempunyai Hapalan, karena sebelumnya belum punya he saja hehe. Saya menargetkan hapal juz 30 akhir tahun ini. Kemudian lead measure-nya adalah menghapal 15 menit Setiap pagi. Ini juga sampai mereview sudah berapa surat yang dihapal. Memang saya akui, saya enggak sampai buat scoreboard untuk target ini. Alhamdulillah samapai sekarang sudah bertambah beberapa surat. Jadi kalau sholat sunah saya punya banyak pilihan untuk dibaca. Sejujurnya saya mengikuti 30 Hari Berkarya bertujuan menghasilkan sebuah karya tulisan. Karya tulisan ini adalah WIG-nya, menulis setiap hari minimal 200 kata adalah lead measure-nya, Melaporkan di groupWA 30 Hari Berkarya sebagai score board sekaligus WIG session. Mudah-mudahan bisa konsisten dan menjad sebuah karya beneran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment