Thursday, July 23, 2020

Memecahkan Masalah : Saluran Air yang Mampat

Saluran Air yang Mampat
Gambar saluran air yang hampir meluap
Saluran Setelah Dibersihkan yang Menjadi Penyumbatnya
Gambar saluran air setelah diangkat penyebat tersumbat


Sedang asyik-asyiknya bersih-bersih terdengar komentar seorang anak."Itu ada yang bocor," begitu katanya yang berlalu bersama angin. Ia sedang berkendara, membonceng ibunya.

Buru-buru saya berlari ke jalan samping rumah saya. Permukaannya basah. Dalam pikiran saya terbersit, kemungkian ada orang yang sedang cuci motor atau mobil di dekat situ. Permukaan yang basah disebabkan oleh air sisa pencuciannya.

Pikiran saya itu masih asumsi. Perlu diuji kebenarannya. Saya pun mencari buktinya. Ternyata di sekitar situ tidak ada yang sedang mencuci kendaraan. 

Perhatian saya tertuju ke saluran air yang  memanjang menuju jalan samping rumah saya. Saluran air dan jalan membentuk huruf "T". Saluran itu membawa air buangan domestik dari rumahnya.

Setelah saya lihat benar. Saluran airnya penuh dengan air. Malah hampir bocor.

Monday, July 13, 2020

Apakah Tertawa Bisa Membuat Tidur Nyenyak?




Apakah tertawa bisa membuat tidur nyenyak? 

Sampai saat ini saya belum mendapatkan jawabannya. Namun setelah memperhatikan perilaku anak saya beberapa pekan terakhir ini, saya berkesimpulan ke arah sana.

Anak saya ini mempunyai masalah dengan tidurnya. Dia sering terbangun di tengah malam. Agar bisa tidur kembali dia membutuhkan usaha yang lebih. Termasuk kami orang tuanya harus mengeluarkan "effort" juga. Kami harus menyakinkan, memberi motivasi, dan masukan agar mau tidur lagi. Jadi kalau dia susah tidur lagi, kami juga ikut-ikutan susah tidur.

Apa yang telah terjadi sehingga ada sebuah perbedaan yang signifikan?

Saturday, July 4, 2020

Sedang Belajar "Selesai"

Beberapa bulan ini saya seperti kehilangan arti sebuah "selesai" ketika bekerja. Maksudnya adalah saya mengalami kesulitan untuk menyatakan apa-apa yang saya sedang kerjakan itu sudah selesai. Selalu ada saja yang kurang. Kurang ini, kurang itu. Bahkan ketika tenggatnya tiba.

Biasanya ini dialami untuk jenis pekerjaan yang konseptual, minim arahan dan hal yang baru.

Terus bagaimana saya come up dengan situasi seperti ini? 

Ada beberapa tips yang saya coba terapkan untuk mengatasinya:

1. Tentukan tenggatnya.
Ketika memulai pekerjaannya, saya menentukan tenggatnya. Baik tenggat dari pemberi kerja atau yang saya tentukan sendiri. Pokoknya, besok harus selesai.

2. Bagi menjadi kecil-kecil
Tugasnya ini dibagi menjadi kecil-kecil sampai bisa dieksekusi. Kalau melihat pekerjaan gelondongannya pasti stress dan bingung harus melakukan apa. Kalau melihat seperti ini, bagi pekerjanaan menjadi kecil-kecil. Dan tentunya setiap bagian kecil ini ditentukan kapan selesainya.
Misal : membuat frame work kerja baru. 

Saya bagi-bagi menjadi :
- Mencari referensi yang relevan.
- Mengambil point-point dari referensi
- Membuat draft (bisa dengan ATM Amati Tiru Modifikasi)

3. Berhenti dan bilang selesai!
Ini adalah yang terbaru. Kalau kedua hal sudah dikerjakan, maka saya akan berhenti. Saya akan kirim ke pemberi tugas. Ketika lintasan-lintasan fikiran ada yang masih kurang dan lain sebagainya saya tidak hiraukan. 

Apalagi kalau sudah merasa mentok; tidak tahu harus ngapain. Justru ketika kirim hasilnya, saya suka mendapatkan masukan-masukan yang membuka cakrawala berfikir saya. Ada sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh saya. Jadi ini bagus juga untuk progres pekerjaan saya. Sehingga kita bisa lebih maju lagi.

Coba bayangkan kalau kita tunda-tunda sampai sempurna. Hasilnya belum dikirim-kirim. Kita tidak akan mengalami kemajuan dalam pekerjaan. Tentunya jangan asal kirim.  

Kalau saya belajar (lagi) tentang selesai, ternyata banyak orang yang sudah mengatakan ini:

Continuous improvement better than delayed perfection (Mark Twain). 

Ada lebih baik dari tidak ada (atasan saya sering ngomong ini)

Selesai tidak selesai harap segera dikumpulkan, nah kalau ini guru pengawas ujian!