Thursday, February 27, 2020

Kekeluargaan


Kalau mendengar kata kekeluargaan, maka yang terbayang adalah sebuah suasana seperti keluarga. Satu sama lain saling mengenal, saling bertegur sapa dan melemparkan senyum setiap berpapasan. Kalau ada yang mendapatkan kebahagiaan, maka yang lain ikut-ikutan bahagia. Kalau ada yang mendapatkan kesusahaan, maka yang lain pun demikian. Pokoknya begitu dekat, seperti keluarga beneran.

Namun ada satu kekurangannya. Karena begitu dekat, maka biasanya muncul perasaan tidak enakan. Kalau ada yang melanggar peraturan tidak enak untuk menegur. Kalau ada yang melakukan perselingkuhan tidak enak untuk menegur. Kalau ada yang melakukan fraud tidak enak untuk menegur. Kalau sudah begini menurut saya ini merupakan bentuk kekeluargaan yang salah kaprah. Atau belum kekeluargaan yang sebenarnya.

Sekarang coba kita fikir kalau kita mempunyai anggota keluarga. Misalkan saudara kandung, kakak atau adik. Walau pun kita sering berkelahi karena berbeda pendapat, tetap terselip rasa peduli di dalamnya. Kita tidak ingin saudara kita ini terjerumus dalam hal-hal negatif : penyalahgunaan obat atau seks bebas. Kita selalu berharap bahwa saudara kita ini selalu dalam kondisi yang baik-baik saja.

Tuesday, February 18, 2020

Main Unyil-Unyilan


main unyil-unyilan adalah sebuah permainan yang paling "menyedihkan" yang pernah ada. Mengapa bisa begitu "menyedihkan"? Karena main unyil-unyilan adalah permainan yang meniru serial anak Si Unyil yang ada di televisi. Dimana serial anak Si Unyil itu merupakan meniru kehidupan anak-anak Indonesia pada umumnya. Jadi kita meniru kita.

Ketika serial Unyil meniru kita, anak-anak Indonesia, mereka tidak bisa meniru 100 persen tepat. Boneka Unyil dan kawan-kawan memiliki "kekurangan" berupa lengannya yang dibilang cukup pendek untuk disebut lengan. Jadi dalam beberapa gerakannya, boneka-boneka ini tidak sempurna mengikuti kita (La namanya juga boneka hehe). Nah parahnya kita menirunya pula. Benar-benar sebuah proses membuat realitas baru.


sumber gambar : Takahiro Taguchi


Wednesday, February 12, 2020

Receh



Receh

Tidak perlu menjadi raja atau sultan
untuk menjadi bermanfaat
Bahkan menjadi ganjalan pintu dan kuping panci saja
sudah bermanfaat

Tidak perlu memadamkan kebakaran, atau menahan laju kereta datang.
Apalagi menghentikan rotasi bumi.
Cukup dengan tersenyum dan berkata baik,
kamu sudah ada gunanya.

Tidak perlu menjadi sesuatu untu berbuat sesuatu.
Sebaik-baiknya orang adalah orang yang paling bermanfaat.

Kamu bisa melakukan saat ini, dan dimulai dari hal-hal kecil.



sumber gambar : @candukata.id

Tuesday, February 11, 2020

Baru Hapal Sedikit


Pada beberapa tahun lalu, saya pernah beritikaf di masjid bilangan Pos Pengumben. Namanya orang masih bekerja, belum cuti lebaran, itikaf yang dilakukan adalah itikaf kalong. Abis maghrib datang, abis subuh pulang untuk masuk kantor.

Selain menu nasi padang gratis yang menjadi santapan sahur, itikaf ini diadakan sholat qiyamul lail berjamaah. Biasanya dilakukan di jam setengah tiga pagi setelah tidur.

Pada satu kesempatan ada sebuah kejadian menarik. Seorang jamaah menolak untuk memenuhi shaf kosong. Alasannya karena shaf tersebut terpotong tiang masjid. "Saya pernah baca hadits, bahwa shaf yang terpotong, sholatnya tidak sah."


Monday, February 10, 2020

Atas Pertolongan-Nya


Setiap kali ditanya apa rahasianya dalam membesarkan perusahaannya, Bu Nurhayati Subakat, pemilik  Wardah Cosmetic, selalu menjawab : atas pertolongan Alloh SWT.

Pada awalnya saya tidak pernah paham atas pernyataan Ibu Nur ini. Mengapa beliau sampai mengatakan seperti ini? Padahal, saya sebagai karyawannya, tahu sekali bagaimana etos kerja Ibu Nur dan sekeluarganya. Boleh dibilang mereka bekerja 24 jam selama 7 hari. Tidak ada pembicaraan yang tidak membahas masalah pekerjaan atau pun perusahaan. Waktu makan malam di meja membicarakan perusahaan, waktu selama perjalanan membicarakan pekerjaan apalagi waktu di kantor pasti membicarakan soal pekerjaan. Jadi menurut saya wajar sekali kalau mereka sukses karena mereka memang benar-benar bekerja keras.

Kemudian pencerahan mulai muncul. Ketika profil Bu Nur sekeluarga dan wardah-nya dibahas oleh Dahlan Iskan di situsnya. Beliau mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bu Nur adalah kebetulan yang diusahakan. Memang semua kesuksesan yang diraihnya berasal dari pertolongan-Nya, namun Ibu Nur telah mengusahakannya agar Alloh SWT menolongnya.