A leader is leading |
Waktu mengikuti Executive Program Quality Management yang diampu oleh Dr Kano , beliau mengajukan serangkaian pertanyaan kepada saya.
"Apakah perusahaan Anda ada masalah dengan penurunan penjualan?"
"Tidak ada."
"Apakah perusahaan Anda memiliki masalah produk?"
"Tidak ada."
"Kalau begitu, mengapa Anda menerapan TQM? Anda ini TQM lover!" Begitu pungkasnya.
Saya hanya terdiam tidak bisa menjawab sambil memikirkan perkataan Dr. Kano. Memang pada waktu saya mengikuti program, penjualan kami tidak ada masalah, bahkan sedang bagus pertumbuhannya. Begitu juga dengan masalah produk, tidak ada permasalahan yang kronis.
Inti dari semua pertanyaan Dr Kano adalah untuk menekankan bahwa penerapan TQM itu berdampak kepada bisnis. Seperti di halaman pertama modulnya TQM for business, not business for TQM. Dan ini menjadi semacama penegasan dan keyakinan bagi Dr Kano dan para penggiat TQM di mana pun berada bahwa dengan menerapkan TQM berdampak baik kepada bisnis. Produk cacat menurun, produktivitas naik, pelanggan merasa puas dan penjualan naik. Dan jangan lupa bahwa para karyawan merasakan kepuasaan dalam bekerja.
Bagaimana agar penerapan TQM ini memberikan dampak yang luar biasa kepada bisnis? Syaratnya cuma satu. Jadikan TQM itu sebagai strategi bisnis. Apa maksudnya? Maksudnya adalah jangan penerapan TQM ini hanya berputar sekitar kegiatan sumbang saran (suggestion scheme) dan gugus kendali mutu (quality control circle) saja. Itu hanya sebagian kecil saja. TQM menjadi strategi bisnis yang diturunkan ke bawah dan seluruh karyawan berusaha untuk mencapainya. Dan kalau sudah menjadi strategi bisnis ini maka penerapannya pun dipimpin oleh puncak pimpinan.
Gambar oleh Clker-Free-Vector-Images dari Pixabay
No comments:
Post a Comment