Thursday, October 20, 2022

Kalau Saya Jadi Kamu, Saya Akan…

Menyarankan sebuah kebaikan, namun kitalah yang sebenarnya membutuhkannya

Boleh dibilang sedari sulu saya paling malas bila diminta untuk menasehati orang lain. Pernah orang tua dan abang meminta saya untuk menasehati adik. Alih-alih menasehati seperti yang diminta, saya mengubah kata-katanya sehingga jauh dari kesan menasehati. Diubah sedikit saya pikir tidak apa-apa asalkan maksudnya tersampaikan.

Mengapa saya malas menasehati orang? Saya merasa belum layak untuk menasehati orang lain. “Diri sendiri saja belum benar, ini malah mau menasehati orang lain”, begitu kata hati berkata. Saya ingin orang lain dinasehati secara “tidak langsung”, berasal dari perbuatan saya bukan dari kata-kata saya.

Semua Terserah Anda

Awalnya Begitu Indah

Beberapa tahun yang lalu, kami bekunjung ke sebuah perusahaan rintisan di daerah Jakarta. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana membuat aktivtitas internalisasi nilai dan budaya perusahaan di sana. Berharap dari sana ada yang bisa ditiru dan dimodifikasi di tempat kerja kami.

Di sana kami kami diterima dengan baik. Proses tanya jawab dan saling berbagi informasi pun terjadi. Namun ada menarik yang sempat “tertangkap” oleh pendengaran kami. Di sela-sela kegiatan ada dua manager sedang mengeluarkan curahan hatinya masing-masing. Mereka sedang membahas masa depannya. Manager yang satu mempunyai rencana untuk menjadi konsultan ke depannya. Manager yang kedua pun mengiyakan langkahnya. Dia pun mempunyai rencana yang sama. Ternyata kedua manager ini sudah menyadari bahwa karir mereka tidak akan berkembang. Untuk mengantisipasinya mereka berencana merintis karir sebagai konsultan.

Pergi ke Masjid dengan Berjalan Kaki

Selama saya bekerja dari rumah atau work form home (WFH), saya mendapatkan pengalaman yang menarik.

Pengalaman tersebut saya dapatkan ketika saya mau menunaikan sholat jumat. Dikarenakan jarak rumah saya ke masjid cukup dekat saya memilih berjalan kaki pergi ke masjid sekligus berolahraga siang-siang. Kata orang sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dan di sini pengalaman menariknya.

Dengan mengenakkan peci dan menenteng sajadah saya berjalan menuju masjid. Dan selama perjalanan itu, ada dua pengendara mobil dan tiga pengendara motor yang menaarkan tumpangan kepada saya. Karena sedari awal niatnya mau olahraga, maka semua tawaran tersebut saya tolak dengan halus. Dan menariknya dari kelima orang tersebut hanya satu yang saya kenal. Itu juga karena dia tetangga saya. Selebihnya saya tidak kenal.