Wednesday, April 24, 2019

Prospek Pekerjaan Lulusan Kimia



oleh : hasan abadi kamil


“Lu sebaiknya wiraswasta aja…”
“Memang kenapa?”
”Soalnya lowongan kerja buat lulusan kimia sedikit sekali.Coba Lu liat lowongan kerja di koran. Kalau buat jurusan teknik sih banyak”

Pernyataan seperti di atas pernah terlontar dari seorang kawan. Seorang lulusan kimia akan sangat sulit mencari kerja. Pilihannya tidak lain kerja di laboratorium, jadi pengajar (dosen atau guru) atau sekolah lagi2!
Kalau mau iseng-iseng mengadakan survey, maka bisa disimpulkan hanya sedikit para calon sarjana kimia yang sudah mempunyai gambaran akan kerja di bidang mana (masalah nanti diterimanya di bagian apa, itu lain soal). Ya bisa dibilang seorang lulusan kimia jarang tahu dia akan bekerja di mana nantinya.

Padahal kalau kita menelaah lebih dalam range jenis pekerjaan seorang lulusan kimia itu begitu luas, baik yang berhubungan langsung maupun tidak dengan kimia. Bahkan kita pun bisa bersaing dengan ”saudara sendiri” di farmasi atau teknik kimia! Karena apa-apa yang dipelajari di departemen kimia begitu luas.

Fakta di lapangan ada alumni menjadi peneliti di LIPI, BPPT, ada yang bekerja di oil company, bekerja di perusahaan water treatment dan pengolahan limbah, Quality Control, formulator di perusahaan obat dan kosmetik, menjadi seorang bankir, seorang programer, marketing, bahkan yang membuka lapangan pekerjaan sendiri pun tidak sedikit.

Ada beberapa hal yang membuat hal ini terjadi.

Kurangnya gambaran masa depan yang bisa diperoleh seorang mahasiswa kimia di departemen. Kalau pun dapat itu atas usaha sendiri. Kita bisa belajar dari departemen matematika ITB yang mengadakan mata kuliah profesi. Isi kuliah tersebut adalah tentang gambaran bidang pekerjaan yang bisa digarap oleh seorang lulusan departemen matematika. Metode pembelajarannya adalah presentasi dari para alumni yang sudah bekerja di berbagai bidang. Baik itu ada hubungannya dengan matematika atau tidak.

Luasnya yang dipelajari di departemen kimia. Saking luasnya kita bingung ingin expert di mana. Ditambah lagi kurangnya kuliah yang bersifat terapan. Sebagai contoh adalah departemen farmasi (sekarang sudah jadi fakultas sendiri) sudah ada kuliah yang spesifik tentang obat dan kosmetik. Khusus kosmetik mereka sudah ada kuliah tentang mengetahui apakah formula kosmetik tersebut bisa ”terjadi” atau tidak. Pengenalan alat-alat pengolahan kosmetik dan metode identifikasi dari kosmetik. Baik itu memakai instrumen atau yang sederhana. Sebagai contoh kalau seorang masuk perusahaan kosmetik akan ditanya, bagaimana caranya mengetahui produk cream yang baik? Tidak memakai instrumen GC atau instrumen yang lain. Jawabnya cukup sederhana : Cukup dilihat hasilnya pecah atau tidak seperti pecahnya santan kelapa. Dan hal itu diajari di kuliah-kuliah mereka. Padahal kalau dilihat kasus-kasus di perusahaan kosmetik, banyak hal-hal yang bisa dipecahkan lebih mengena oleh seorang lulusan kimia. Namun karena kurangnya kuliah bersifat terapan maka itu membuat para lulusan kimia berguguran di awal atau kalau masuk harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalannya. Tak sedikit cerita kita dengar ketika mereka mentok di pekerjaannya, lulusan kima-lah tempat yang tepat untuk bertanya.

Selain mengadakan kuliah keprofesian dan kuliah yang bersifat terapan, solusi lain yang bisa diterapkan adalah menjalin hubungan yang erat antara departemen kimia dengan para alumni. Di sinilah kiranya forum ikatan alumni bisa berperan. Bagi seorang alumni kimia yang bekerja di bidang proses pasti akan merekomendasikan adik-adik kelasnya dibandingkan para lulusan teknik, karena berdasarkan pengalamannya lulusan kimia tidak kalah juga. Atau seorang alumni yang bekerja di perusahaan kosmetik akan memilih adik angkatannya karena untuk mereformulasikan produk kosmetik, lulusan kimia sama hebatnya dengan lulusan farmasi. Ada seorang sarjana kimia bekerja di bagian logistik di chemical company milik PMA karena asdir-nya lulusan kimia. Mudah-mudahan dasar pemilihan ini bukan atas dasar ”sependeritaan seperjuangan” melainkan karena kompetensi yang mumpuni. Dan yang paling luar biasa adalah ketika seorang lulusan kimia bisa membuka lapangan pekerjaan.

”Tulisannya bagus juga. Kenapa gak diomongkin ke departemen?”
”Jangan saya deh.”
”Kenapa?”
”Kalau saya yang ngomong kebanting.”
”Kenapa?”

”......”

sumber gambar : pixabay
pernah dimuat di sini

No comments:

Post a Comment