Quote yang menginspirasi tersebut tidak serta merta membuat saya mudah untuk melakukannya, bahkan sampai saat ini. Sehingga saya terhenti dalam satu titik : ikhlas itu memang susah. Susah karena itu adalah permainan hati. Namanya hati sangat mudah dibolak-balik.
Namun bukan gara-gara itu kita tetap di situ saja. Keikhlasan pun, menurut saya, bisa dilatih. Dalam kehidupan sehari-hari ada mindset yang bisa kita tanamkan dan latih. Di bawah ini adalah contoh melatih mindset untuk ikhlas, melakukan karena-Nya:
Ketika bertamu ke rumah saudara atau teman, jangan berharap dia memperlakukan lebih baik atau sama baiknya seperti kita memperlakukan mereka ketika berkunjung.
Kalau jadi Pak Ogah, tidak usah merasa kesal, kalau mobil yang kita bantu sebrangkan membelah kemacetan yang luar biasa tidak membunyikan klakson "terima kasih" apalagi memberi uang.
Kita tidak usah heran kalau security kompleks perumahan kita lebih ramah, ditandai dengan menganggukan kepala sambil tersenyum, ketika kita naik mobil dibandingkan kita hanya naik sepeda motor atau jalan kaki.
Kita tidak usah tersinggung kalau nama kita tidak ada dalam lembaran ucapan terima kasih skripsi teman kita. Mungkin dia lupa.
Kita jangan mengharapkan para petugas security komplek perumahan kita jadi lebih ramah setelah kita bagi sembako sebelum lebaran. Kalau kejadian, kita tetap bagi dia sembako di bulan puasa tahun depan.
Kita jangan tersinggung kalau bawahan kita gajinya naik terus lupa bilang kepada kita yang menjadi atasannya. Kita menaikkan gaji dia karena kinerjanya bukan karena "pelayanan" terhadap kita.
Kita jangan merasa sedih kalau pekerjaanmu tidak lagi diingat lagi oleh orang-orang di kantor.
dan seterusnya (daftar ini akan bertambah)
Photo by Nicola Fioravanti on Unsplash
No comments:
Post a Comment