Tuesday, December 8, 2020

Motivator dan Motivasi Ada di Mana-mana



Semasa kuliah menjelang akhir (yang tak berakhir-akhir alias lama lulus) saya dan teman-teman pernah membuah semacam lembaga training. Namanya Pentagon Training House. Seperti halnya lembaga training lainnya kami menjadi trainer dan menyediakan layanan training kepada teman-teman yang ada lembaga kampus seperti keluarga mahasiswa, himpunan dan rohis. Materi yang kami berikan pun beragam, karena latar belakang kami beragam, tergantung dari pada permintaan teman-teman. Istilah kerennya adalah palugada. Apa-apa lu minta gua ada. Dan bayarannya beragam juga. Mulai dari terima kasih, konsumsi satu kali makan dan uang. Terakhir kami pernah dibayar dengan angka yang cukup lumayan.

Ternyata menjadi seorang trainer dan memberikan training bukan passion saya. Akhirnya saya berhenti di tengah-tengah dan mencari pekerjaan lain. Sedangkan teman-teman saya masih lanjut, memang benar-benar mempunyai passion di sana. Dan mereka pun sukses dengan lembaga trainingnya sendiri. 

Mengapa saya tidak passion menjadi trainer, karena dalam pikiran saya kalau seorang trainer itu harus selalu rapi, kata-katanya penuh semangat dan penuh inspirasi. Kadang-kadang saya ingin tampil apa adanya dan bicara apa adanya. Saya ini masih ingin memakai kaos dan celana jeans yang lusuh sambil mendengarkan musik yang keras-keras. Kalau ini ketahuan ketika saya masih menjalani seorang trainer, maka siap-siap saja dianggap enggak-enggak oleh para mantan peserta training saya.

Namun menurut saya menjadi seorang trainer itu adalah hal baik. Mungkin ini tidak cocok dengan saya. Ketika seorang menjadi trainer maka dia akan berusaha untuk memahami bahkan menjalankan materi yang mau dia sampaikan kepada peserta. Jadi seorang trainer ini akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri dan menjadi orang yang baik. Karena itulah yang selama ini dia jual kemana-mana. Enggak lucu kan kalau seorang trainer tentang bisnis tetapi tidak mempunyai bisnis satu pun. Eh saya ralat, dia mempunyai bisnis juga, bisnis training!

Hanya saja beberapa tidak seperti itu. Sekali lagi saya katakan hanya beberapa. Yang satu dua ini materi trainingnya hanya cuma di bibir saja, ini masih memoles luarnya saja. Bicara yang berwibawa, jargon-jargon yang tidak mudah dilupakan, pakaian yang rapih, dan tampilan presentasi yang luar biasa. Namun dalamnya tidak ikut dipoles. 

Ada trainer yang suka memberikan motivasi kepada orang lain kita sebut motivator. Ini jauh lebih berat dari pada hanya seorang motivator. Karena orang ini harus selalu terlihat termotivasi dan siap memberikan motivasi siapa saja. Padahal motivator juga manusia, terkadang semangat bisa naik bisa turun. Kelebihan mereka itu ya di sana, ketika semangatnya turun dia bisa memotivasi dirinya sendiri dan semangat lagi. Namun kadang-kadang banyak orang lebih tersentuh hatinya setelah mendengar motivasi dari seorang motivator dibandingkan siraman rohani dari seorang ustadz. Padahal isinya bisa sama. Namun karena kemasannya berbeda hasilnya bisa berbeda dan bayarannya berbeda juga. Saya pernah mengenal seorang ustadz yang merangkap menjadi trainer dan motivator. Kalau dia diundang sebagai trainer atau motivator bayarannya lebih mahal kalau diundang sebagai seorang ustadz.

Saya boleh jadi tidak menyukai pekerjaan seorang trainer atau motivator, namun para motivator ini terus bertumbuh dan acaranya ada terus. Ini berarti masih banyak orang-orang yang membutuhkan motivasi dan suka mendengarkan para motivator ini. Menurut teori motivasi itu bisa timbul dari dalam dan dari luar. Buat orang-orang yang tipe motivasinya dari dalam mungkin tidak butuh motivator. Namun buat yang motivasinya dari luar bisa jadi sangat membutuhkan. Namun yang perlu saya ingatkan, dan tujuan saya menulis ini adalah, kita tidak perlu bergantung dengan seorang motivator untuk berubah dan bergerak. Banyak di sekeliling kita yang bisa kita jadikan motivasi dan inspirasi. Misal tentang seorang ayah yang sering pulanng larut karena bekerja sambilan buat biaya anaknya sekolah, seorang ibu yang memasak makanan buat keluarga namun dia sendiri jarang makan, seorang tukang sampah yang makan dengan lahap walau pun lauknya itu-itu saja dan banyak lagi dari orang-orang di sekitar kita. 


No comments:

Post a Comment