Sedari sore rumah
makan khas sunda di jalan utama kota Bekasi sudah dipenuhi orang.
Selepas maghrib semakin banyak yang datang. Malam ini adalah acara
halal bi halal SMA 300 Bekasi angkatan 97. Acara halal bi halal rasa
reuni dipenuhi dengan obrolan yang ramai. Sesekali gelak tawa
terdengar. Para undangan ini sedang mengulangi memori suka suka dan
dukanya waktu masih berseragam putih abu-abu.
Salah satu peserta
ini adalah bernama Samiaji. Berbeda dengan teman- temannya dia
memilih untuk berdiam di sebuah sudut yang terhalang tiang bangunan. Tangannya
asyik memijit- mijit layar gawainya. Sesekali dia melambaikan tangan
menjawab setiap sapaan temannya sambil tidak lupa tersenyum. Setelah
itu dia kembali ke aktivitas semula. Sudah cukup lama, Aji, panggilan
Samiaji berkomunikasi melalui What's App dengan istrinya di rumah.
Ayah sudah sampai di
tempat.
Ibu sedang apa?
Ibu sedang baringan.
Seharian ini capek
menemani anak-anak main.
Ibu bagaimana?
Ibu? Tadi agak susah
makannya. Mau nunggu ayah pulang. Harus dibujuk dulu baru mau makan.
Tadi habis isya sudah tidur.
Aji, menghela nafas
dalam-dalam. Matanya menatap dalam-dalam tulisan istrinya.
Makasih ya Bu?
Sudah jadi ibu yang
baik. Sudah jadi anak yang baik.
I love You.
Love you too.
Aji menyudahi
percakapannya dengan sang istri. Dalam hidupnya pesan istrinya adalah
pesan yang paling penting sedunia. Tidak peduli sedang rapat dengan
atasannya; bahkan mungkin dengan presiden kalau ada pesan atau
panggilan telefon dari istrinya pasti akan diangkatnya.
“Ji!” Seseorang
memanggilnya. Aji mencari sumber suara. Suara tersebut dari dari Sri,
sang bendahara kelas pada zaman sekolah dulu.”Tuh kembaran Lu
datang.”Katanya sambil menunjuk seseorang yang baru datang.
Sepertinya dia adalah orang yang paling terakhir datang di acara ini.
Mata Aji tertuju
pada seorang pria. Semua orang memandangnya. Dia sapa semuanya. Tidak
lupa senyumnya yang manis mengembang di mulutnya.
No comments:
Post a Comment