Wednesday, July 3, 2019

Cerita Bagian Satu


Sedari sore rumah makan khas sunda di jalan utama kota Bekasi sudah dipenuhi orang. Selepas maghrib semakin banyak yang datang. Malam ini adalah acara halal bi halal SMA 300 Bekasi angkatan 97. Acara halal bi halal rasa reuni dipenuhi dengan obrolan yang ramai. Sesekali gelak tawa terdengar. Para undangan ini sedang mengulangi memori suka suka dan dukanya waktu masih berseragam putih abu-abu.

Salah satu peserta ini adalah bernama Samiaji. Berbeda dengan teman- temannya dia memilih untuk berdiam di sebuah sudut yang terhalang tiang bangunan. Tangannya asyik memijit- mijit layar gawainya. Sesekali dia melambaikan tangan menjawab setiap sapaan temannya sambil tidak lupa tersenyum. Setelah itu dia kembali ke aktivitas semula. Sudah cukup lama, Aji, panggilan Samiaji berkomunikasi melalui What's App dengan istrinya di rumah.

Ayah sudah sampai di tempat.
Ibu sedang apa?

Ibu sedang baringan.
Seharian ini capek menemani anak-anak main.

Ibu bagaimana?

Ibu? Tadi agak susah makannya. Mau nunggu ayah pulang. Harus dibujuk dulu baru mau makan. Tadi habis isya sudah tidur.

Aji, menghela nafas dalam-dalam. Matanya menatap dalam-dalam tulisan istrinya.

Makasih ya Bu?
Sudah jadi ibu yang baik. Sudah jadi anak yang baik.
I love You.

Love you too.

Aji menyudahi percakapannya dengan sang istri. Dalam hidupnya pesan istrinya adalah pesan yang paling penting sedunia. Tidak peduli sedang rapat dengan atasannya; bahkan mungkin dengan presiden kalau ada pesan atau panggilan telefon dari istrinya pasti akan diangkatnya.

“Ji!” Seseorang memanggilnya. Aji mencari sumber suara. Suara tersebut dari dari Sri, sang bendahara kelas pada zaman sekolah dulu.”Tuh kembaran Lu datang.”Katanya sambil menunjuk seseorang yang baru datang. Sepertinya dia adalah orang yang paling terakhir datang di acara ini.
Mata Aji tertuju pada seorang pria. Semua orang memandangnya. Dia sapa semuanya. Tidak lupa senyumnya yang manis mengembang di mulutnya.

No comments:

Post a Comment