Thursday, July 11, 2019

Prosedur Mencari Jodoh Tanpa Pacaran

Di dalam mencari calon istri, saya tidak mau mencari sendiri. Karena saya khawatir kalau mencari sendiri, yang lebih berperan adalah mata lahir, bukan mata bathin saya. Apalagi istri ini untuk dijadikan teman pendamping seumur hidup. Kalau salah mendapatkan bisa berabe. 

Makanya ketika saya memutuskan menikah saya memakai jalur ta'aruf tidak jalan yang lain. Prosedurnya adalah sebagai berikut. Pertama-tama saya mendatangi seorang ustadz yang saya percayai. Kemudian saya menyerahkan curiculum vitae diri saya di mana di dalamnya terdapat kriteria istri yang diidam-idamkan.

Tak lama kemudian, saya mendapatkan sebuah amplop yang berisi biodata seorang perempuan. Saya disuruhnya untuk melaksanakan sholat istikharah memohon petunjuk. Namun setelah berkali-kali sholat istikharah, saya tidak mendapatkan tanda-tanda apa pun. Apakah itu tanda-tanda alam atau yang lainnya. Kalau bahasa Pak Yohanes Surya, semesta tidak mendukung. Sempat dalam hati terselip pertanyaan : apakah saya tidak berjodoh dengan si dia?

Karena penasaran akhirnya saya mendatangi ustadz yang saya percaya ini. Saya utarakan isi hati saya. Sudah berkali-kali menunaikan sholat istikahrah, tetapi belum ada tanda-tanda yang menguatkan bahwa nama di dalam amplop ini tercipta untuk saya. Karena saya ingat betul penjelasan guru agama saya waktu SMA, kalau seseorang itu jodoh kita itu ada tanda-tandanya. Entah itu lewat mimpi atau tanda-tanda lainnya. Nah, sampai sejauh ini saya belum mendapatkan tanda-tanda tersebut.

Awalnya saya mengira, sang ustadz ini akan menenangkan perasaan saya. Tapi ternyata tidak. Dia malah menegur saya agak keras.
"Ente kalau memang dia jodoh, pasti akan sampai ke pernikahan. Pasti akan ada janur kuning melengkung nantinya. Kalau bukan jodoh Ente pasti enggak bakalan jadi menikah."
"Oh begitu."Jujur saya agak kaget mendengar penjelasannya.
"Bagaimana? Mau lanjut prosesnya?"
"Lanjut ustadz!"Jawab saya mantap.

Dan benar akhirnya singkat kata, saya menikah dengan perempuan ini. Menjadi istri dan anak-anak saya. Saya juga teringat ada ceritanya kawannya kawan yang berkali-kali gagal menikah. Kalau memang bukan jodoh memang ada penghambatnya. Kalau yang ini gagalnya disebabkan oleh mobil yang mogok di perjalanan. Akibatnya datang telat ke rumah calon mempelai wanita. Ketika dia datang, calon mertuanya marah-marah dan membatalkan rencana pernikahan.

Namun selain itu dari proses pernikahan saya ini, saya mendapatkan insight yang lain. Bahwa dalam melaksanakan cita-cita; mempunyai hajat jangan hanya mengandalkan doa kepada Alloh SWT semata, tetapi harus ada upayanya. Kita hanya wajib berusaha dan biar Alloh SWT yang menentukan. Demikian.

No comments:

Post a Comment