Sewaktu menjadi mahasiswa, saya pernah tinggal di asrama. Berbagi kamar dan tempat dengan teman-teman berbagai daerah dan jurusan dengan merasakan senasib sepenanggungan. Sebagian dari kami memilih asrama dikarenakan mengontrak atau menyewa kamar kost terlalu mainstream pada waktu itu (baca terlalu mahal untuk kantong kami).
Namanya kesusahan, dalam masalah makanan kami hanya mengenal dua jenis makanan. Makanan yang enak dan enak sekali. Tidak ada lagi. Jadi kalau ada teman yang bertanya apakah makanannya enak, pasti kami jawab enak sekali. Saat itu bagi kami sudah bisa makan teratur saja sudah sebuah keberuntungan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kami sudah merampungkan pendidikan kami di kampus dan mendapatkan penghasilan sebagai pekerja atau wiraswasta. Kondisi perekonimian mulai membaik. Kembali ke soal makanan, dulu yang tema perjuangan bagaimana bisa makan setiap hari, bergeser mejadi makan tiga kali sehari. Dari yang makan tiga kali sehari menjadi makan yang enak-enak.