Thursday, August 22, 2019

Simbolku, Simbolmu


Sekarang sedang heboh tentang pemotongan nisan berbentuk salib di daerah Yogyakarta. Saking hebohnya ada yang berpendapat bahwa daerah istimewa tersebut sudah tidak toleran lagi. Yang lucunya, yang heboh itu adalah orang-orang di luaran sana. Pihak keluarga almarhum sendiri sudah ikhlas atas kejadian tersebut. Pemotongan salib ini sebagai bentuk kesepakatan antara warga sekitar dengan keluarga. Kebetulan daerah tersebut hampir semuanya beragama Islam. Warga mengizinkan jenazah dimakamkan di sana dengan kesepakatan tidak membawa simbol-simbol agama.



Dalam kehidupan bermasyarakat memang kita harus lihat kanan-kiri, atas-bawah. Patuhi norma-norma yang ada di sana. Karena kebetulan mayoritasnya muslim, pihak keluarga almarhum tahu diri harus bertindak. Begitu juga sebaliknya.

Setiap agama memiliki simbol-simbolnya sendiri, termasuk yang paling kelihatan. Misalnya baju koko, bulan bintang, beduk identik dengan orang Islam. Salib, burung merpati, pohon cemara, identik dengan orang Nasrani. Padahal kalau difikir-fikir semua simbol-simbol tersebut bukan bawaan ajaran dari agama it. Namun karena semuanya sudah mafhum maka simbol-simbol yang disebutkan, bagian dari agama tersebut.

Simbol seremeh apa pun tetap dibutuhkan untuk membedakan antara satu dengan lainnya. Ada seorang teman ketika kuliah mempunyai pengalaman spiritual yang luar biasa. Dengan segala perjalanannya akhirnya dia memilih agama Islam. Karena dia membutuhkan sebuah simbol, dia memakai kalung berbentuk bulan sabit dan bintang. Walau pun saya berfikir tidak segitunya, mungkin dai membutuhkannya. Ini untuk membedakan dia yang dulu dengan yang sekarang.

Peristiwa ini juga membuat ingatan saya mengembara ke masa-masa SMA dulu. Singkat cerita saya mempunyai beberapa teman yang beragama Nasrani. Suatu saat ada salah seorang dari mereka yang menggambar bintang david. Temannya langsung mencegah. Dia tahu pada umumnya siswa muslim di kelas, termasuk saya mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Hal kebalikannya juga terjadi. Di suatu saat teman-teman Nasrani sedang berkumpul dan agak marah di barisan meja belakang. Saya datangi dan coba tanya apa massalahnya. Ternyata di meja kelas ada gambar salib terbalik dengan diberi tanda silang dari tip-ex. Itu simbol anti-christ. Yang mungkin ini menyinggung teman-teman saya ini.

Dari pada masalah ini berkembang kemana-mana, karena sensitif, saya menawarkan bantuan. Saya akan mencari anak yang membuat simbol tersebut. Saya yakin yang membuat simbol tersebut siswa yang beragama Islam.

Sebagai informasi kelas yang kami tempati dipakai oleh dua kelas yang berbeda. Kalau pagi hari diisi oleh saya dan teman-teman. Kalau siang diisi oleh adik kelass. Setelah bubaran sekolah saya menunggu adik kelas yang sudah mulai berdatangan. Kebetulan ada adik kelas yang saya kenal. Saya minta kepadanya untuk mengingatkan teman-temannya yang membuat simbol yang menyinggung tersebut untuk tidak mengulanginya lagi. Singkat cerita akhirnya masalah ini terselesaikan.

Akhir dari tulisan ini, kita ternyata membutuhkan simbol-simbol ini sebagai pembeda. Dan diharapkan setiap pihak saling menghormati agar kehidupan yang damai dan harmonis bisa tercipta.

sumber gambar : Gordon Johnson

No comments:

Post a Comment