Sewaktu menjadi mahasiswa, saya pernah tinggal di asrama. Berbagi kamar dan tempat dengan teman-teman berbagai daerah dan jurusan dengan merasakan senasib sepenanggungan. Sebagian dari kami memilih asrama dikarenakan mengontrak atau menyewa kamar kost terlalu mainstream pada waktu itu (baca terlalu mahal untuk kantong kami).
Namanya kesusahan, dalam masalah makanan kami hanya mengenal dua jenis makanan. Makanan yang enak dan enak sekali. Tidak ada lagi. Jadi kalau ada teman yang bertanya apakah makanannya enak, pasti kami jawab enak sekali. Saat itu bagi kami sudah bisa makan teratur saja sudah sebuah keberuntungan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kami sudah merampungkan pendidikan kami di kampus dan mendapatkan penghasilan sebagai pekerja atau wiraswasta. Kondisi perekonimian mulai membaik. Kembali ke soal makanan, dulu yang tema perjuangan bagaimana bisa makan setiap hari, bergeser mejadi makan tiga kali sehari. Dari yang makan tiga kali sehari menjadi makan yang enak-enak.
Namun kadang-kadang, sepertinya kenikmatan makanan itu seperti dicabut. Yang dulu kami sedap luar biasa ternyata hanya gitu-gitu saja. Mulailah kami berpetualang kuliner. Mulai mencoba makanan ini dan makanan itu. Kadang kala untuk mendapatkannya harus merogoh kocek atau tempatnya yang jauh sekali. Dan di sini kami kembali (lagi) menemukan kenikmatan dari makanan tersebut.
Setelah difikir-fikir yang membuat makanan itu terasa enak bukan karena bahan-bahannya atau siapa yang memasaknya. Melainkan usaha untuk mendapatkannya. Dulu ketika mahasiswa, makanan terasa susah didapat, bisa menahan lapar seharian, ketika mendapatkan makanan yang sebenarnya biasa-biasa saja, menjadi terasa luar biasa. Begitu juga dengan fenomena sekarang. Karena harus mencari ke puncak gunung atau keluar kota, maka makanan yang dimakan menjadi terasa enak. Kalau dari saya untuk mendapatkan keenakan dari makanan tersebut, sering-seringlah menahan lapar atau berpuasa. Ketika bertemu makanaan maka segelas air putih dan sepiring nasi di warung tegal akan terasa nikmat sekali. Dan kita kembali hanya mengenal dua jenis makanan. Enak dan enak sekali.
No comments:
Post a Comment