Tuesday, September 26, 2023

Memang boleh hidup sesempurna itu?

Memang boleh hidup sesempurna itu?

Aku diperkenalkan sesosok yang menurutku sempurna. Tak ada kekurangan sedikit pun yang melekat padany. Waktu mahasiswa dia dikenal pintar, lulus dengan IPK tinggi, aktif berorganisasi dan menjadi pimpinan tertinggi lembaga kemahasiswaan di kampusnya.

Setelah lulus dia bekerja di perusahaan multi national company yang ternama. Kemudian dia ambil S2 di MIT. Dan sekarang dia sedang merintis usaha yang ceritanya sebentar lagi sukses.

Dalam pikiranku tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang ada kekurangan, setiap ruang ada titik kosongnya.

"Apakah dia menikah?"

"Menikah".

"Apakah dia mempunyai anak?"

"Punya."

Sampai saat ini aku berhenti untuk menelisik lebih jauh. Aku khawatir keinginantahuan ini malah berubah menjadi iri yang akhirnya berharap-harap agar sosok ini mempunyai kekurangan atau memperoleh kekurangan. Berharap di sini sama saja dengan mendoakan.

Awalnya menurut perhitunganku ini sosok ini mempunyai karir cemerlang mengorbankan dengan tidak menikah atau tidak diberi keturunan karena sibuk mengejar karir dan membangun bisnis. Namun tidak dengan sosok ini. Sudah cukup keinginantahuanku. Kalau diteruskan hanya akan berujung pada dua hal. Aku yang semakin merana atau tumbuh kebencian tak berdasar terhadap sosok itu.

Kehidupan macam apa yang dia lakoni sehingga semua terlihat, bukan hanya terlihat, memang semuanya sempurna.



No comments:

Post a Comment